ILMU BUDAYA DASAR

Pelecehan Seksual Tidak Ada Kaitannya dengan Pakaian Korban

Manusia dan Penderitaan

 


Pelecehan seksual dapat terjadi dari beberapa faktor yang mempengaruhi, bisa karena lingkungan yang buruk, banyaknya pelaku kriminal, hingga rasa penasaran dari pelaku pelecehan. Pada blog kali ini, saya akan membahas lebih lanjut mengenai pelecehan seksual yang terjadi dikarenakan tampilan pakaian korban.

A. Contoh Kasus
Mengambil contoh kasus tentang pelecehan seksual yang dialami oleh seorang aktris cantik, Hannah Al-Rasyid. Ia mengaku pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik. Tidak hanya sekali melainkan beberapa kejadian telah dialaminya hingga menimbulkan trauma yang mendalam. Pada kesaksiannya, ia menjelaskan bahwa ia pernah diraba oleh orang tak dikenal saat ia tengah berjalan kaki ke rumahnya. Hal seperti itu terjadi dua kali dan selanjutnya ia hanya bisa menahan marah saat orang yang ia mintai bantuan hanya diam dan menganggap jika hal itu adalah hal yang biasa. Dalam kasus ini, Hannah yang dibantu oleh Rastra Yasland membantah pernyataan bahwa pelecehan seksual terjadi atas kesalahan korban yang berpakaian terbuka karena dari hasil survey yang dilakukan kepada 62.000 warga indonesia, dilakukan pada 17 Juli 2018 menunjukkan bahwa sebanyak (51%) korban berpakaian tertutup dan mengenakan hijab. Kejadiannya pun terjadi pada siang hari sebanyak (35%). Selain itu, temuan penting dari survei ini adalah reaksi para saksi saat terjadi pelecehan seksual di ruang publik. Terungkap bahwa korban mengaku banyak saksi yang mengabaikan (40%) dan bahkan menyalahkan korban (8%) ketika pelecehan terjadi. Namun banyak pula yang membela korban (22%) dan beursaha menenangkan korban (15%) setelah kejadian. "Dan, sebanyak 92% korban mengaku merasa terbantu setelah dibela," ungkap survei tersebut. Temuan lain dari survei ini mengungkap lokasi di ruang publik yang disebut paling banyak terjadi pelecehan seksual. Pelecehan seksual disebutkan seringkali terjadi di jalanan umum (33%), transportasi umum termasuk halte (19%), serta sekolah dan kampus (15%). Sementara, transportasi umum yang paling banyak terjadi pelecehan seksual adalah: bus (36%), angkot (30%), ojek dan taksi online (18%), KRL (18%), serta ojek dan taksi konvensional (6%). Walaupun sebanyak (56%) korban berusaha melawan pelaku tetapi tetap saja sebanyak (74%) pelaku hanya berpura-pura bodoh bahkan mengumpat menyalahkan korban.  

B. Penyebab
Menurut pendiri organisasi perempuan, Rika Rosvianti, sekaligus membuktikan bahwa pelecehan seksual murni terjadi karena niat pelaku. "Tidak ada korban yang 'mengundang' untuk dilecehkan. Tidak seharusnya korban yang mengalami pelecehan seksual ini disalahkan karena kejahatan yang dilakukan orang lain," tambahnya.

C. Tanggapan
Menurut saya, kasus di atas merupakan salah satu kejadian yang sangat disayangkan karena terlalu banyak pelaku kriminalitas yang melecehkan korbannya secara seksual di Indonesia. Bahkan banyak masyarakat yang masih berpikir jika pelecehan seksual terjadi karena cara berpakaian korban yang salah, padahal sudah jelas melalui survey tersebut jika tidak hanya perempuan yang berpakaian terbuka tetapi yang berpakaian tertutup bahkan berhijab pun dapat menjadi sasaran para pelaku kriminalitas. Saya pun sangat mendukung adanya pelaksanaan survey seperti yang disebutkan pada contoh kasus di atas karena melalui survey tersebut, masyarakat khususnya para korban dapat menyuarakan kebenaran dan perasaannya setelah menjadi korban pelecehan. 

D. Solusi
Pada kasus di atas sebaiknya solusi diberikan kepada setiap individu baik dari lapisan pemerintah maupun pada lapisan masyarakat. Dengan bersikap netral, setiap individu seharusnya berhenti berpikir jika semua kesalahan berada di tangan korban, karena jika pola pemikiran seperti itu terus diterapkan maka para pelaku pelecehan akan semakin merasa aman dan tidak memikirkan jika yang mereka lakukan adalah suatu hal yang salah karena melanggar hukum, agama, norma, dan nilai masyarakat. Pemerintah pun sebaiknya lebih menegaskan tentang aturan hukum yang memuat tentang pelecehan seksual, baik dalam bentuk fisik maupun pelecehan verbal sekalipun agar para pelaku pelecehan merasa jera dan tidak mengulangi perbuatannya. Hal itu semata-mata untuk menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan produktif bagi masyarakat. Selain itu, masyarakat pun dianjurkan untuk meningkatkan pengawasan diri terhadap orang lain. Jika merasa orang lain tampak mencurigakan, jangan ragu untuk berpindah ke tempat yang lebih ramai untuk mengurangi kesempatan para pelaku melakukan aksi pelecehan.














Sumber:
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-49014401
https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fcdns.klimg.com%2Fmerdeka.com%2Fi%2Fw%2Fnews%2F2016%2F09%2F17%2F755176%2F670x335%2Fmiras-ngelem-dan-video-porno-picu-kejahatan-seksual.png&imgrefurl=https%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fperistiwa%2Fmiras-ngelem-dan-video-porno-picu-kejahatan-seksual.html&docid=demK8SwQoF9yVM&tbnid=3l3-Rs-UPszQQM%3A&vet=12ahUKEwiDofrm86_lAhUEA3IKHYGuA1I4ZBAzKDcwN3oECAEQOA..i&w=670&h=335&itg=1&hl=en&safe=strict&bih=654&biw=1366&q=kejahatan%20seksual&ved=2ahUKEwiDofrm86_lAhUEA3IKHYGuA1I4ZBAzKDcwN3oECAEQOA&iact=mrc&uact=8

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILMU ALAMIAH DASAR