ILMU BUDAYA DASAR

Review Film Pihu (2018)

Film Pihu yang dirilis pada 16 November 2018 ini disutradarai oleh Vinod Kapri di mana sutradara mengangkat tema tentang ancaman dalam pengasuhan anak yang tidak benar akan menimbulkan kekacauan yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya.

Sutradara memilih untuk menetapkan Pihu Myra Vishwakarma sebagai pemeran utama Pihu yakni seorang tokoh tunggal. Sepanjang film berlangsung, diceritakan tentang Pihu yang melangsungkan harinya dengan kesepian karena ibunya yang diperankan oleh Prema Sharma telah lebih dulu mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Film ini berlatar di kediaman Pihu yang tampak berantakan setelah semalaman mengadakan pesta ulang tahun Pihu.


Terlepas dari ketidaktahuan Pihu terhadap kematian ibunya, Pihu tetap menjalankan harinya. Beberapa kejadian yang hampir merenggut nyawanya pun terjadi, mulai dari mesin setrika yang lupa dimatikan, pusat listrik yang mengalami korsleting, terjebak di dalam kulkas karena sibuk mencari makanan sisa, hingga dirinya yang hampir melompat dari balkon lantai dua rumahnya hanya untuk mengambil bonekanya yang terjatuh.

Film ini diproduksi bukan hanya untuk tontonan semata, banyak nilai pengajaran yang penting dan patut untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Jika dimulai dari nilai positif, ada beberapa hal yang saya tangkap dari film ini, pertama, film ini mengajarkan kepada para orangtua untuk menjaga putra-putrinya dengan baik serta mengesampingkan keperluan pribadi demi masa depan putra-putrinya. Kedua, memberikan pemahaman kepada anak-anak agar tidak bersikap ceroboh, memberi contoh agar masyarakat dapat menjalin hubungan baik satu sama lain, dan mengajarkan penikmat film untuk meningkatkan kepedulian masyarakat agar peka terhadap kondisi sekitar.


Mengesampingkan nilai positif yang saya dapatkan, terdapat pula nilai yang saya anggap menjadi kekurangan dalam film ini, pertama, saya menganggap jalan cerita yang diangkat dalam film ini mudah ditebak sehingga alurnya tampak membosankan, film ini pun kurang menarik karena mengambil tokoh tunggal yaitu Pihu yang bahkan masih kesulitan untuk membuka pintu kulkas dengan kedua tangan kecilnya, dan akhir yang tidak jelas karena tidak menjelaskan apa yang terjadi pada Pihu selama ayah Pihu masih dalam perjalanan untuk menyelamatkannya. 


Tidak hanya aspek sosial yang dapat dijadikan pelajaran dari film ini, terdapat aspek psikologi, hukum, bahkan ekonomi sekalipun. Aspek psikologi yang dapat saya jadikan sebagai contoh adalah saat ibunda Pihu memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena sudah merasa putus asa dengan hidupnya. Pada aspek hukum, dapat diambil contoh dari adegan di mana Pihu yang tampak ditelantarkan oleh orangtuanya, dan yang terakhir, pada aspek ekonomi, film Pihu menampilkan gaya hidup keluarga Pihu yang tampak menghambur-hamburkan uang untuk semata-mata membeli kebahagiaan untuk Pihu padahal sudah jelas jika gadis cantik itu membutuhkan kasih sayang yang tulus dari orangtuanya.

Saya sendiri merekomendasikan pembaca untuk menyaksikan film Pihu (2018). Melalui blog ini, saya harap pembaca dapat memetik hal-hal yang positif dan menangkap hal-hal negatif sebagai bahan pembelajaran ataupun kritik sekalipun. 

Semoga film ini dapat memberikan dampak positif bagi para penikmat film dan menyadarkan kita semua jika menjalani hidup dengan sebuah keikhlasan adalah suatu hal yang penting. Kasih sayang, kepedulian, serta jalinan masyarakat yang baik juga tentu akan membantu kita untuk menjalani hidup lebih baik.














TRAILER


Sumber:
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/e/e6/Pihu_Movie_Poster.jpg/220px-Pihu_Movie_Poster.jpg
https://www.google.co.id/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjru6eQpYDmAhWk63MBHVnFDhUQjRx6BAgBEAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.alinea.id%2Fgaya-hidup%2Fpihu-pelajaran-berharga-pengasuhan-anak-b1XaZ9hsT&psig=AOvVaw1KjVKtwRjna4ljIDz5Ve8H&ust=1574596804712149
https://cdn3.mycity4kids.com/images/article-images/web/details/img-20181031-5bd98f9fa8f34.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ILMU ALAMIAH DASAR